BAGAIMANA URGENSI SABUN WANITA?
- Rama Dhianti
- Jun 13, 2022
- 2 min read
Updated: Jun 22, 2022
Sabun pembersih area kewanitaan tersebut diklaim mampu membersihkan dan mengharumkan vagina serta menghilangkan keputihan. Namun, masih menjadi pro dan kontra.

Sumber: unsplash
Dewasa ini, semua orang tahu bahwa kebersihan area kewanitaan itu sangat penting karena area sensitif ini merupakan bagian yang mudah menjadi tempat berkembang biaknya kuman, bakteri, dan lainnya.
“Sabun pembersih area kewanitaan diformulasikan khusus untuk area kewanitaan. Sehingga, dapat menjaga flora normal atau bakteri baik di area kewanitaan tetap hidup,”—Rurynta Ferly Shavira
Keyakinan bahwa vagina harus beraroma membuat banyak perempuan menggunakan sabun pembersih kewanitaan. Oleh sebab itu, kini berbagai jenis produk kewanitaan yang digunakan untuk membersihkan vagina semakin banyak bermunculan.
Sabun pembersih area kewanitaan tersebut diklaim mampu membersihkan dan mengharumkan vagina serta menghilangkan keputihan. Namun, masih menjadi pro dan kontra.
Sebab, mayoritas perempuan masih ragu menggunakannya karena percaya bahwa menggunakan sabun pada area kewanitaan justru dapat memicu masalah kesehatan vagina di kemudian hari.
Masih ragu dan takut jika tidak ada pengawasan dari dokter
Salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adinda Shafa Afriasti mengaku takut jika memakai sabun pembersih kewanitaan jika tidak ada pengawasan dari dokter karena area vagina yang sensitif.
“Tidak pernah kepikiran (memakai sabun pembersih kewanitaan) karena daerah kewanitaan sensitif. Jadi, harus dijaga dan jangan sembarangan,” ujarnya saat dihubungi melalui WhatsApp pada Sabtu (11/6).
Dilansir dari halodoc.com, pada dasarnya vagina memiliki kadar keasaman (pH) yang perlu dijaga keseimbangannya sebab perubahan pada pH vagina dapat merusak keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat.
pH vagina dapat dikatakan sehat jika berada di angka 3,5—4,5. Jika pH vagina tidak seimbang, maka bakteri jahat berpotensi berkembang biak di dalam vagina dan berisiko menimbulkan jamur yang menyebabkan keputihan tidak normal.
Sabun kewanitaan diperlukan
Bagaimana urgensi menggunakan sabun kewanitaan? Dosen Ilmu Farmasi UIN Jakarta, Rurynta Ferly Shavira menjelaskan bahwa sabun kewanitaan diperlukan untuk kehigienisan dan menjaga pH daerah kewanitaan tetap stabil.
“Sabun pembersih area kewanitaan diformulasikan khusus untuk area kewanitaan. Sehingga, dapat menjaga flora normal atau bakteri baik di area kewanitaan tetap hidup,” jelasnya saat dihubungi melalui WhatsApp pada Senin (13/6).
Tetapi, tidak semua semua produk sabun pembersih kewanitaan cocok untuk vagina Anda. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memilih merek yang tepat.
Periksa baik-baik komposisi di dalamnya sebelum membeli. Carilah sabun pembersih kewanitaan yang mengandung bahan-bahan alami, tidak mengandung parfum, dan sudah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Mengingat beberapa sabun berpotensi membuat area vagina menjadi iritasi. Hal tersebut sangat penting bagi Anda yang memiliki riwayat alergi tertentui Jika Anda melewatkannya, maka kesehatan vagina Anda yang akan terkena imbasnya.
Sebab, di daerah kewanitaan ada pH yang harus dijaga. Jika Anda tetap ingin membersihkannya menggunakan sabun, pastikan tingkat pH di dalamnya sesuai dengan kadar pH normal pada vagina.
“Jangan menggunakan sabun biasa karena bisa membuat pH area kewanitaan menjadi tidak stabil atau terganggu. Jika pH terganggu, maka bakteri baik atau flora normal di area kewanitaan justru akan mati,” imbuhnya.
BACA JUGA: SEKSISME:SEBUAH AWAL KETIMPANGAN GENDER?
Selain itu, Rurynta juga menyarankan untuk membersihkan vagina sehari sekali—cukup menggunakan air saja. Jikalau sedang menstruasi atau keputihan, disarankan menggunakan sabun kewanitaan.
Bila vagina Anda memiliki bau itu wajar, kecuali jika suatu hari Anda mengalami tanda-tanda keputihan tak normal, seperti bau seperti ikan asin dari vagina, maka segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Editor : Dinda Annaf Salsabila
Ilustrasi : unsplash
Comentarios